Wednesday, September 25, 2013

Penyakit Schistosomiasis di Kabupaten Poso

Scistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi  cacing  yang  tergolong  dalam  genus  Schistosoma.  Di Indonesia Schistosomiasis mulai dikenal sejak tahun 1935 oleh Dr. Brug dan Tesch, sedangkan hospes perantara sejenis keong amphibi (Oncomelania Hupensis Lindoensis) baru diketahui pertama kali tahun 1972. Penyebab Schistosomiasis di Indonesia adalah Schistosoma Japonicum, Schistosomiasis yang sebelumnya terbatas ditemukan di  Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu kenyataannya sudah berkembang ke daerah yang baru akibat  terbukanya akses ke daerah tersebut, dimana telah ditemukan focus keong dan kasus schistosomiasis di daerah Bada (Kecamatan Lore Barat).
Masalah schistosomiasis cukup kompleks karena untuk melakukan pemberantasan harus melibatkan banyak  faktor,   dengan  demikian  pengobatan  masal  tanpa diikuti  oleh  pemberantasan  hospes perantara tidak akan mungkin  menghilangkan penyakit tersebut untuk waktu yang lama, lebih lagi schistosomiasis di Indonesia merupakan  penyakit zoonosis sehingga sumber penular tidak hanya pada penderita manusia saja tetapi semua hewan mamalia yang terinfeksi.
Sebelum kegiatan pemberantasan dilakukan prevalensi rate penyakit Schistosomiasis cukup tinggi yaitu rata – rata prevalensi 37 % dengan manifestasi klinis menonjol (sindrom disentri, hepato - splenomegali, perut membuncit, acites, icterus, dan anemia) dan banyak penduduk yang menjadi korban penyakit ini. Pada tahun 1988 prevalensi penyakit pada manusia sudah jauh menurun sampai rata – rata 1 – 2 %. Pada tahun 2001 – 2004 diadakan program pemberantasan terpadu schistosomiasis di dataran tinggi Napu dan Lindu dengan bantuan dana dari ADB. Prevalensi rate penyakit Schistosomiasis di Kabupaten Poso tahun 2001 sebesar 1 %, tahun 2002 sebesar 0,7 %, tahun 2003 0,7 % dan pada tahun 2004 sebesar 0,7 %. Pada tahun – tahun berikutnya prevalensi schistosomiasis cenderung meningkat dan bahkan ditemukannya focus keong baru dan penderita di daerah lembah Bada ( kecamatan Lore Barat ), berdasarkan data survey tinja yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Poso dalam tiga tahun terakhir didapatkan prevalensi rate penyakit Schistosomiasis tahun 2010 dari 4 kecamatan ( 17 desa ) yang di survey terdapat 500 orang positif schistosomiasis dengan prevalensi rate sebesar 4,7 %, tahun 2011 dari 2 kecamatan (9 desa) yang di survey terdapat 163 orang positif schistosomiasis dengan prevalensi rate sebesar  2,1 % dan tahun 2012 dari 2 kecamatan ( 7 desa ) yang di survey terdapat 78 orang positif schistosomiasis dengan prevalensi rate sebesar  1,5 %.
Kegiatan program pemberantasan Schistosomiasis dilakukan dari tahun ke tahun berdasarkan anggaran yang tersedia, kegiatan tersebut terdiri dari survei tinja, survey keong, survey tikus, pengobatan penduduk, pemberantasan keong dan pengamatan penyakit. 
Penyebab Schistosomiasis yang ada di Kabupaten Poso adalah Schistosoma Japonicum, sama dengan Schistosoma yang ditemukan di Cina, Jepang dan Philipina. 
Kegiatan - kegiatan penemuan kasus, pencegahan dan pemberantasan penyakit Schistosomiasis terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan), Berikut sebagian dokumentasi kegiatan - kegiatan yang telah dilakukan :

Kegiatan Survey Tinja di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat

Kegiatan Pencarian Folus Baru Keong Oncomelania Hupensis Lindoensis 
di Desa Lelio Kecamatan Lore Barat

Kegiatan Survey Keong Oncomelania Hupensis Lindoensis di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat

Kegiatan Survey Tikus di Desa Kageroa Kecamatan Lore Barat


Cacing Schistosoma Japonicum (Jantan dan Betina) pada tikus di daerah fokus keong Oncomelania HL
di desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat

Sercaria yang ditemukan pada keong Oncomelania HL di desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat