Monday, September 24, 2012

TOURING AKTIVITAS YANG SANGAT MENYENANGKAN

PERSIAPAN MEMULAI PERJALANAN


ISTIRAHAT SEJENAK DI PUNCAK PAS
Memiliki hobby untuk mengunjungi daerah - daerah yang belum pernah di kunjungi adalah suatu kesenangan tersendiri, hal ini yang menginspirasi saya untuk menjelajah daerah jawa dengan menggunakan motor, yang secara kebetulan mendapat penempatan tugas lapangan FETP di kabupaten Cilacap..
Awal perjalanan jakarta - Cilacap dengan melalui jalur pantai utara, jakarta - Bekasi - Cirebon - Tegal, dan selanjutnya memotong pulau jawa ke arah selatan menuju Banyumas dan akhirnya sampai ke Cilacap..., walaupun sedikit nyasar ketika melintas di kota Cirebon..., sehingga saya kemalaman di perjalanan dan harus mencari tempat untuk istirahat.., dan akhirnya saya memutuskan untuk istirahat di sebuah SPBU di daerah Ajibarang, perbatasan kabupaten Banyumas.., hanya dengan Rp.20.000 sudah bisa tidur nyenyak di ruangan yang mirip bangsal RS yang ber AC.., dan keesokan harinya baru saya melanjutkan perjalanan ke Cilacap...
Perjalanan Jakarta - Cilacap saya lakukan menjadi lebih sering pada semester - semester berikutnya...
beberapa jalur yang pernah dilalui :
  1. Cilacap - Bandung - Purwakarta - Bekasi - Jakarta
  2. Jakarta - Bandung - Pantai Pangandaran (Ciamis) - Cilacap
  3. Cilacap - Purwokerto - Wonosobo (Dieng) - Temanggung (gunung Sindoro) - Magelang - Jogja (Borobudur, Prambanan, Pantai Baron, Panata Parangtritis, dll) - Purworejo - Kebumen - Cilacap
  4. Cilacap - Jogja via pantai selatan.. (Goa Jatijajar, Pantai Ayah, Pantai Karang Bolong,dll...) muantap banget pokoknya...
  5. Menjelajah pulau Nusa Kambangan sambil mancing... (wilayah Kabupaten Cilacap). 
  6. de..el...ell.....
Petualangan di pulau jawa berakhir dengan sendirinya setelah proses perkuliahan selesai..., selanjutnya saya akan melakukan perjalanan yang amat jauh dengan rute :
Jakarta - Bandung - Ciamis - Banyumas - Kebumen - Purworejo - Yogyakarta - Solo - Ngawi - Nganjuk - Jombang - Surabaya - (via KM. Kirana) - Makassar - Palopo - Tentena (Poso)
Moga perjalanan ini tidak ada halangan dan bisa tiba dengan selamat di kampung halamanku....

Monday, September 10, 2012

PUISI ALUMNI FETP UI

Rangkaian acara pelepasan FETP UI 3rd di isi dengan penyampaian pesan dan kesan dari salah seorang wakil alumni.., dimana diwakili oleh dr.I Wayan Gede Artawan Eka Putra,M.Epid..
Banyak kesan yang kami dapatkan dari kampus FKM UI.., yang tidak kami dapatkan di tempat lain.., suasana pembelajaran yang akrab dengan para dosen / guru besar, yang dengan sabar mendidik kami, mendampingi kami di lokasi praktek. 
Pada bagian akhir, selembar puisi di bacakan, puisi ini sangat menyentuh hati para mahasiswa, alumni, pembimbing lapangan dan bahkan para Dosen/Guru Besar yang hadir...
semoga puisi diatas dapat memberi motivasi untuk kita sekalian, khususnya para epidemiolog....

PELEPASAN FETP UI 3RD



Sebagian orang mengatakan " Gak terasa yach.., dah selesai kuliahnya.., dah jadi Master....",
Saya pribadi gak setuju dengan kata2 ini.., karna perjuangan menyelesaikan studi di pascasarjana Epidemiologi, khususnya "Field Epidemiologi".., sangat - sangat terasa....
Kuliahnya yang padat..., kegiatan lapangannya yang menguras tenaga dan dana..., tugas - tugas yang menumpuk..., setiap semester harus berpindah2 tempat..., 3 bulan di depok, 3 bulan di lokasi praktek...., setiap mahasiswa berbeda - beda tempat.., mulai dari tangerang, bekasi, cilacap, kebumen, temanggung, wonosobo, kulonprogo, surabaya, pacitan, palembang, banjarmasin, banjarbaru, mataram, dan timika...
di tambah lagi sumber dana dari WHO yang dikelolah oleh sekretariat FETP di P2PL Kemenkes RI yang gak jelas waktu pencairannya..., apalagi biayanya hanya untuk 3 semester....

semakin berat perjuangan untuk menyelesaikan studi.., namun karena  banyaknya motivasi dari sahabat, keluarga, dosen dan orang - orang yang peduli.., terlebih kebersamaan kami sesama mahasiswa FETP angkatan 3.., sehingga akhirnya kami sebanyak 14 orang mahasiswa bisa menyelesaikan studi ini dengan tepat waktu....

Terima kasih TUHAN..., Terima kasih sahabat, dosen, keluarga atas motivasi dan do'anya selama ini.., sehingga kami bisa menyelesaikan studi ini, semoga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat bagi masyarakat di tempat tugas kita masing - masing...AMIN.

Thursday, March 15, 2012

EVALUATION OF DHF SURVEILANCE SYSTEM

ABSTRACT
EVALUATION OF DHF SURVEILANCE SYSTEM
IN CILACAP DISTRICT CENTRAL JAVA PROVINCE, 2011
Opyn Mananta
Background : Dengue  is tropical infection diseases that was  potentially outbreak in Indonesian.  The outbreaks occured in the country due to some factors. One of the factors was people  mobilization in the country due or increasing of  mode and frequency transportation in Indonesia.  Cilacap is one district / city  in Indonesia which has high mobilization of people.  In 2010, Total cases of DHF in Cilacap District is 22 cases each 100.000 person and Case Fatality Rate was 2,1 %. DHF surveilllance in Cilacap had never been evealuated for the last decade.

Objective : To describe  DHF surveillance system in Cilacap District,  2011?

Methodology : DHF surveillance system evaluation in Cilacap District done by using quantitative and qualitative approaches. 24 health centers had been slected and 7 key informants (from DHO and District Hospital) had been interviewed to gather all information required in this evaluation.

Result : This evaluation found in the input component: Only 1 persons in each health centers responsible for the DHF surveillance,, all  of HC staffs  has never been trained on surveillance. 3 persons in DHO was responsible for DHF suveilans. In the process components: Data collection from HC to DHO was not timely for all HCs,. Output: the perfomants of surveilance system in cilacap reflected by Timeliness report was low where DHF case report  < 24 hour  was 32 %, DHF case report weekly is 63 % and DHF case report monthly is 71,43 %. The ability of system to know trend of DHF was 71%, to detect DHF outbreak was 62%, to predict of DHF incidence rate and mortality rate was 62% and to identify of DHF risk factor  was 95%.  DHF surveilance system was representative with actual situation (representativeness).  All health care unit can accept any changesof the system further more system was simple and flexible to answer the objective of DHF surveillance system.
All DHF case definition (suspected, probable and confirmed) used in this surveillance in Cilacap.  This system is  using internet access (web media) instead of manual  reporting system. Regular meeting was done for DHF surveillance officer  every 6 months and the meeting participants was 86% of total health centers. The form use in DHF surveilance in Cilacap  had been modified compared to the national guideline of DHF surveilance that published by ministry of health.

Conclusion : The DHF surveillance system in Cilacap was done by lack of surveillance staff, inadequate training and limited number of staff (in input component). Data collection reflected low timelinees, reporting used internet media rather than manual reporting system (in process component). While the DHF surveillance in Cilacap shows in proper output and low performance indicators.

Recommendation : Based on the finding training on surveillance was required to improve surveillance system in Cilacap and involved all health services in DHF  surveillance system. Regular meeting and revision of form and socialization on national guideline of DHF surveillance system for all surveillance staffs in Cilacap district.
Keyword : DHF, surveillance, evaluation.